Catatan Kecilku: PKL

Bonus PKL (2)

Ya, kalau yang ini sih bonus dari PKL bisa menikmati pemandangan indah Lombok Barat :))

Hari Minggu, 20 Maret 2016 aku dan tim Ica berniat untuk eksplor Gerung. Pagi-pagi habis subuh kita udah niatin mau ke Bukit batu Idung, bukit paling hits se-Gerung. Dan inilah yang kami dapatkan :))

Tapi langsung takjub liat yang kayak gini ;')
Maka, nikmat Tuhan-mu manakah yang kamu dustakan?

Found this beautiful flower on the top!

Ciwi-ciwi rumah Memei Baiq Subur :)

Oiya, seharusnya kami berangkat lebih pagi ke tempat ini karena matahari sudah tinggi ketika kita sudah di atas. Oiya, karena ini Lombok Barat, akan lebihhhh bagus lagi kalau viewnya sunset bukan sun rise. Akan tetapi, jalan menuju ke pendakian bukit ini sangatlah mengerikan. Berkelok-kelok dsb. Tidak disarankan untuk kembali setelah magrhib karena rawan. Makanya disni ada beberapa tenda gitu.

Oiya, disini gaada biaya masuknya lho (pas Maret 2016) sih he he. Gaperlu bawa minum atau jajanan karena ada warung yang menyediakan. Tapi, plis jangan buang sampah sembarangan ya :(

Ada beberapa pengunjung yan buang sampah minuman sembarangan. Padahal ga susah lho buat bbawa botol kosong turun ke bawah :(

Oiya, meskipun ini cuma bukit tapi jangan pake sendal jepit ya wkwk :D

Fyi, kalo anak-anak ekonomi biasanya memang memulai kegiatan sekotar jam 9-10an. Jam bukanya toko/warung dsb. Jadilah setelah kembali ke tempat asal, kami kembali ke rutinitas. Beberapa hasil revisit ternyata masih ada yg harus direvisit lagi ehe. Ya namanya juga belajar ._.v

Untungnya masi punya sisa waktu. Ga butuh waktu lama untuk sampai karena emang dekat (masih sama-sama di Gerung).

Tapi, siangnya kita gabut lagi-lagi dan mencoba eksplor kabupaten lain. Ya, apalagi kalau bukan Senggigi!

Satu hal yang paling kontras menurutku. Kalau di Gerung masjid-masjid berdekatan. Setiap waktu shalat fardhu banyak yang mengisi shaf-shafnya :')

Tapi, semakin ke Senggigi semakin sulit bagi saya dan teman-teman menemukan masjid. Padahal kata anaknya Memei julukan Pulau Lombok adalah Pulau seribu Masjid :(

And this is US! :D

Gatau kenapa suka banget lihat foto yang ini. Kayak salam perpisahan mungkin (?) wk
In frame: Ari
Photo by me :D

Daan, di hari terakhir Pencacahan akhirnya Tim Gerung bisa jalan-jalan semuanya!

Dan inilah foto-foto kami!

Di Pantai Cemare, Lombar :)

Btw, di Pantai ini aku sm Ari sempat jatuh dan jatuh lagi. Heheu.

Lalu kita bertolak untuk menyebrang ke Gili Nanggu!

Sebenernya kita ke beberapa pulau, tapi lupa pulau apa aja he he. Dan sakit habis jatuh dari motornya langsung kelupaan pas lihat ini semua~~

In frame: mas ang

Ica dan Patrick

Penumpang Kapal part1

Penumpang Kapal part2

Ketemu anak kecil bule lupa darimana hwhw

Bakalan kangen air sejernih ini, langit sebiru ini.

Bersyukur sekali pernah menjejakkan kaki kesini. Semoga apa yang kami lakukan bisa bermanfaat untuk Lombok Utara dan Lombok Barat :)

2Comments

, by Irnanda Mas Putri

In PKL,

Bonus 'PKL' (1)

Ya, alhamdulillah kewajiban sudah terlaksana.
Berhubung wilayah Gerung eligible sampelnya sedikit, jadilah tidak butuh waktu lama untuk mencacah bagi kami. Tapi, ini juga hal baik lho. Kenapa? Karena sisa waktunya bisa dimanfaatkan untuk revisit, dan kroscek mumpung masih ada sisa beberapa hari.

Ga enaknya? Nyavahnya cuma dikit heheu. Ya, sedari awal memang sudah dipikirkan bahwa beban pencacah memang tidak sama disini karena ada desa potensi dan non potensi. Sedangkan untuk wisatawan dan rumah tangga pun juga ada tantangan tersendiri dan mungkin lebih hangat disambut tidak seperti kita-kita yang harus PDKT dengan beli dagangannya dulu (curhat) atau kalau lagi mujur ya dikasih scr cuma-cuma he he. Tapi kebanyakan ya itu sih, berpikir bahwa kita akan memberikan timbal balik berupa uang atau bantuan langsung. Hmmm

Tapi, justru disini tantangan kita semua. Meluruskan bahwa PKL ini merupakan salah satu proses pembelajaran. Simpelnya sama kayak apa yang anak-anak Bapak/Ibu lakukan ketika berada di posisi kami. Apakah kami memiliki daya upaya untuk memberi bantuan seperti itu? Tentu saja tidak :)

Tapi, saya dan teman2 berusaha menjelaskan bahwa apa yang kami lakukan ini nantinya akan kami sampaikan ke pemerintah pusat. Aapapun kondisinya, tergantung pada para pengambil kebijakan untuk menentukan langkah apa yang sebaiknya ditempuh. Memang tidak mudah menjelaskannya, tapi kewajiban kita untuk meluruskan, kan? :)

Bonus dari penyelesaian kewajiban yang lebih cepat dari teman-teman yang lain adalah..

Nyacah wilayah lain hehe.

Tim Mugi selesai paling cepat dibanding Tim saya dan Tim Ica, jadi Tim Mugi diberangkatkan ke Lembar dan mencacah disana. Sedangkan tim saya dan Tim Ica mencoba untuk mebantu Mugi yang udah give up sama seorang Ibu paruh baya yang gamau diwawancara.

Tapi, saya coba follow up lagi di hari ketiga pencacahan berharap beliau lebih koperatif pada kami karena apa yang kami lakukan adalah cacah lengkap. Ditemani Ica, kami berdua akhirnya nyacah he he. PCL nya kemana? Diminta untuk kroscek hasil revisit dan kelarin peta LU/DUS yang masih salah-salah he he.

Ternyata, ibunya kooperatif banget wkwk
Mungkin kemarin-kemarin waktunya belum tepat, atau beliau sedang sibuk (memasak/melayani pembeli). Bersyukur sekali, ketika berniat membantu orang lain ternyata usaha kita dimudahkan :')

Jadilah akhirnya TIM Gerung Selatan benar-benar non respon untuk yg Unit Usaha. Alhamdulillah.

Da kita mah apa cuma bisa kasih kalender, Pak, Bu.

Tapi, ternyata yang SK belum selesai. Jadi, kita (Uti dan Ica) berencana untuk 'nimbrung' di hari Senin, hari terakhir pencacahan.
Sebenernya ga bantu apa-apasih, cuma menemani Fiput yang mungkin sudah lelah pergi-pagi-pulang malam selama berhari-hari.

Ini dia Ibunyah. Saya bantu tanya-tanya (setelah dibreifing piput pastinya)

Jadi, intinya kita harus bisa pinter-pinter berkomunikasi dengan warga setempat. apalagi yang belum familiar dgn bahasa Indonesia (ada lho ternyata), jadi harus pinter-pinter juga cari warga yang mau sukarela menerjemahkan. Belum kalau ternyata dia ada trauma terhadap survey (misalnya menjanjikan bantuan tapi hanya ilusi belaka), kita harus meluruskan kembali persepsinya dan lain-lain. Pokoknya sabar aja gitu, ya itung-itung pembelajaran kalau sudah benar-benar mengabdi. Ga menyangka, dengan timing dan komunikasi yang enakeun dan kehendak Tuhan juga pastinya, beberapa responden berhasil dicacah. Selamat untuk teman-teman~~

Dan ini foto pencacahan hari keempat bersama Tim Mas Ang (Sosial Kependudukan). Ini foto di depan basecamp mereka: Masjid yang adem~

Muka-muka kurang piknik. Jadi PCLnya mas an sehari haha

Dan inilah bonus yang sesungguhnya. Cek cek cek!

0Comments

, by Irnanda Mas Putri

In PKL,

Tentang PKL STIS 55

Yak, meski ngga konsisten, ya gapapalah ya pakai bahasa Indonesia untuk postingan kali ini. Jadi masih ga percaya kalau proyek seangkatan alias Praktik Kerja Lapangan STIS 55 sudah berakhir :')

He he.

Yak, tepat hari Kamis, 15 Desember 2016 kemarin, Panitia PKL STIS 55 resmi di bubarkan. Seneng, lega, haru, sedih, jadi satu, Hehe

Ya, meskipun seksi aku sendiri udah kelar dari jaman sebelum puasa sih. Tapi tetep aja ada perasaan lega bahwa satu amanah untuk mengabdi pada masyarakat bersama teman-teman telah kami tunaikan. Daan kini saatnya untuk mengabdi dan bermanfaat di level yang lebih luas lagi :')

Okay, jadi mungkin pertanyaan dari banyak org yang belum familiar ama PKL STIS banyak yg tanya, 'kok cepet banget sih cuma 10 hari?' Ya. Itu 10 hari cuma masa pencacahannya aja. Tapi proses dibalik itu? 1 tahun 14 hari lamanya, dari mulai menggodok tema, menentukan daerah penelitian, menentukan metode penelitian, pembuatan kuesioner, buku pedoman, pelatihan petugas, survei pendahuluan, advance, hingga pengolahan sampai akhirnya dianalisis supaya hasil pencacahannya bisa 'berbunyi'.

Ga hanya sampai disitu, masih ada Seminar Nasional dan Seminar Daerah untuk memastikan bahwa penelitian ini benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh pihak-pihak terkait. Semoga apa yang telah kami lakukan di waktu setahun yang lalu benar-benar bisa dimanfaatkan baik oleh Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah Lombok Utara dan Lombok Barat dalam memaksimalkan potensi Pariwisata disana :)

Dan, karena gatau harus mulai darimana, mari bercerita lewat gambar sahaja. Mereka adalah orang-orang yang paling sering berinteraksi dengan saya selama PKL berlangsung hihi. Thanks to team @diarypklof55 yang sudah mendokumentasikan beberapa diantaranya :)

Inilah seksi KBPS (Kuesioner Buku Pedoman dan SP3)

Oke. Dan ini para BPH nyah hwhw (minus wahyu dan yule~)

Momen rapat dengan dosen. Serius tapi santai. Mana yang dominan? Tergantung persepsi masing2. Cara liatnya? Dari ekspresi wajah :)

Dan ini sebelum suasana mencair. Ya seperti inilah wkwk

Dimas Pande Wahyu
Yule Uti Rini Ummah

Ica. Partner ngoreksi kuesioner, halan-halan, curhat, dll

Kalau yang ini tim Gerung he he. Belum semua sih, tapi. Wk

Haidar-Yeny-Uti-Ari
Btw, aku, Haidar dan Ari sekelas lho di tingkat 4! :3

sebenernya, masih ada proses pengolahan dan analisis setelah pencacahan, tapi karena ga terlibat langsung (cuma entri LU/DUS), jadi langsung skip ke Semnas~~

Semnas squads. PPR (Publication & Public Relation). Salut sekali sama mereka. Gercep, Tanggap, Multitalented. Ntaps dan Asyique!

Last but not least. BPH Semnas yang juga didobel oleh BPH PKL beberapa diantaranya. Lihat aja, tegar banget kan mereka masih bisa ceria kayak gini heheu

Post ini didedikasikan untuk semua yang terlibat di Praktik Kerja Lapangan STIS 55, mulai dari Bapak-Ibu Dosen, teman-teman sekalian, Bapak-Ibu penyedia konsumsi, vendor buped dan kuesioner, abang-abang ojek-taxi online, dan semua pihak yang tidak bisa disebut satu-satu, Sebagai pengingat bahwa kita pernah berada pada satu perjalanan dan tujuan yang sama. Terimakasih :)

Oiya, sebenernya cerita PKL udh aku posting juga disini. lengkap dari awal berangkat sampai bonus-bonusnya. Udah baca belum? Kalau belum bisa klik di sini.

Oiya, walaupun PKL kita udah bubar tapi kebersamaan kita enggak kan? :)

1Comments

, by Irnanda Mas Putri

In PKL,

2nd day of Pencacahan

March, 18th 2016

Well, at this day my team were still trying to reach all of our respondents. Some of our eligible sample were not all friendly to be interviewed :")

At the 1st day, there was no difficulties untill we couldn't interview a woman who lived alone in her shops. She sold nasi ojaek which I really love the most!! 😆
She also sold coffee, her shops named "Warung Makan Sederhana". The day before I just came to her place, my PCL went to hers and identify her place as our eligible sample, but she refused them quite rude :")

I hoped I could help them in the next day, in the next day I went with Ari, but all I got was the same response :")
She said that she was fasting so she didn't wanna disturbed at all. Even she didn't look at me at all :")

So the next day I tried to reach her again with another PCL, Yeny. Yeny never met her before, so I hope she could help Ari and Haidar. Actually that old woman was Ari's responsibility, but I thought it would be OK if we could reach all our respondents no matter how hard and how the way we could get the data because what we did was a cencus, which we didn't allow to get any non response, it should be. So we tried again.

As I knew, that she was not look at me at all, I assume that she supposed to not knowing my face he he, so we came as stranger there. First, we bought some meal. Nasi ojaek of course 😍

But, when we came, she was still cooking at her mini kitchen at the back of the shops. So we couldn't get her attention to talk something we need to fulfill our CAPI-questionnaire :")

But we didn't stop at that. We kept trying to get her attention. We asked her for .... a coffee. We didn't know what to bought 😂

Then, after expelled 3 times, finally we enjoyed the coffee in the next shop :")
She was looking so not friendly to us at all :")

She was suspicious :"))
She expelled us because we stayed too long 😂
Not like usual customer had done 😂😂
We were waiting when we had done with her cooking equipment, but we just expelled through we bought food and beverages, though I know we actually didn't need it so. Because we have had a breakfast already :")

Finally, God helped us :")
Alhamdulillah..
There was a girl, who came to eat at the kitchen with her, because the table was not so big and we sit there umm quite long for a normal customer he he 😂

So, I thought she must have a special relationship with her, because we could see it. She must be a royal customer because she worked at the furniture shop just right before the widow's. So we came to the place she was working. We told her about our research and finally she wanted to help us :)
She went to the widow and asked her to accept us. Alhamdulillah, we could interview her some minutes later after that :")

Thankyou mbaknya :")

We didn't take many time to interviewed her, because she looked so busy, because she worked alone. No worker at all. She was a widow which had a hard life after the divorce and she lived alone at that place too :")
The place she used to build the shop was a land owned by a Balinese people who owned a furniture shop next to hers. I called him to get estimation of cost renting that place because it was not hers. It lended by him but with no fee :")
So I asked him what will he took as fee when the land was rented for someone else.

Alhamdulillah, no nonresponse :")
Alhamdulillah, my team can finished all tasks befor the due date ( March, 22th 2016)

Are you wondering where were we spent our "leisure time"?
We spent it for revisit :')
Ehe he

Makasih ya gengs udah mau revisit :)

Although, revisit didn't take much time to be executed, but it's quite hard to find the person we've interviewed before :)

On this day, my team and I tried to visit all of our eligible respondents. So, we maximized the time we had to find our respondents. One of our respondent can be founded only in night because his shop open from 5pm-10pm. So, we tried to reach him after he worked. Normally, we have to done all of our works before 6pm, but in some occassion it's okay If we can handle it wisely and it doesn't bother or disturb him/her while working and of course, if your mother host allowed you to go out in night. Bcz some region has its own rules about it ;)

Ohyes, We also got bonuses from our PKL experience. Yes, here they are.

0Comments

, by Irnanda Mas Putri

In PKL,

First day of Pencacahan :)

0Comments

, by Irnanda Mas Putri

In PKL,

From Padang Bai, Bali - Lembar Port, Lombok

0Comments

, by Irnanda Mas Putri

In PKL,

Cerita dari Pulau Lombok (2) - From Kuta to Lombok

After praying, we're all go straight to entry the gate.

Wait. I still had a time to catch this kind of view :3

This is Me and Clara. She said, we're like a twin sometimes -__-

We're all gone together with the same flight :3

It sounds like: Class vacation!

We're arrived at Kuta in 1,5 hours. Waiting for another class in the same flight and then having some gathering with our travel agent. Most of us were so tired at that time. We haven't have any meal given by the travel agent. We're starving :v

Though, we had some bread from May*stik, but some of my friends had eaten it all when waiting for the flight. Me? Just looking at that breads. Wondering, what if I eat this?

Our PIC had left the breads in my KOST 1 day before we go. and I just in doubt about the quality of that breads :v

Sadly, I would say this. That the travel agent were not so friendly. Not all the tourguide like that. But, when we're tired, it was very hurt when they quite loudly shout us, begging us to gather at the meeting point. Here, I was reflecting myself as Papa's co-tourguide when in airport, sometimes. From this, I got the new knowledge about what shud I do and I avoid to do when I face this kind of situation. Alhamdulillah :)

And this is us!

Ciwi-ciwi Escincauw!

Kuta, 13 Maret 10;29 PM

Pardon for the bright lights. This photo was taken in front of the minimart :3

30minutes after that, we had queue up in front of the bus. Brought our luggages and enter the bus one by one. Finally we could sit, guys! :')

While going to Padang Bai Port, we're all have a superlate dinner together :3

At the middle of the night :v

But, we're so starving. no one remember about the rule that said not to eat in the night especially in the middle of the night ;v

After that, we're sleep :3

and at almost 2.00 a.m the bus arrived in Padang Bai. So sad, because I can't enjoy the trip from Kuta to Padang Bai, because it is sooo dark and I just hard to see what's in the outside.

Fell relieved because we're arrived and fell quite worry at that time, because it was the time we should lift our luggages to the Ferry. Well, since I always travel with my parents and DAMRI,

I haven't fell that sense of lifting that almost 15 kilos plus plus with backpack while climbing up the stairs. I just hope that my luggages could be stronger at that time. It is from my Daddy and this is one of his essential things.

Almost 1 hour waiting, finally the Fery came to us.

Sometimes, I beg my friend's help when I need to lift it up. But, a friend of mine looked urgently need that guy to help her lift her luggages that had been broke in our way from Kuta to Lombok. So, I choose to be more independent by lifting it by myself.