Memilih Pemimpin Muslim
16.58
Assalamu'alaykum warrahmatullahi wabarakatuh :)
Melanjutkan apa yang saya tuliskan sebelumnya tentang toleransi, kini saatnya saya mulai membagikan apa yang saya ketahui tentang aturan yang mengatur seorang muslim dalam memilih pemimpin. Anw saya tidak dibayar siapapun untuk menuliskan hal ini ya (in case banyak isu-isu yang apa-apa dibayar) huff
Well, keinginan menulis ini datangnya dari hati, kok. Sebagai pengingat diri juga tentunya :)
Sebagai umat Islam, kita telah banyak diberi petunjuk melalui Kitabullah, Al-Quranul Karim. Didalamnya telah diatur banyak hal, termasuk bagaimana memilih pemimpin.
لا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَمِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً
وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).”
[QS: Ali Imran (3) ayat 28]
kata 'auliya' pada ayat di atas dimaknai sebagai orang dekat atau kepercayaan atau juga dimaknai sebagai pelindung. Ada juga terjemahan yang memaknai kata 'auliya' disini sebagai pemimpin. Secara harfiah memang tidak salah, karena memang kita tentunya selalu berharap bahwa seorang pemimpin tentu akan menjadi orang yang kita percaya yang akan melindung kita. Betul?
Dalam Mushaf At-tartil juga terdapat penjelasan mengenai hadits yang berkaitan dengan [QS:Ali Imran (3) ayat 28-30]
Dari 'Auf bin Malik, bahwa Rasulullah saw. bersabda, 'Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka yang mencintai kalian dan kalian mencintai mereka; mereka mendoakan kalian dan kalian mendoakan mereka. Adapun sejelek-jeleknya pemimpin kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci mereka; mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka." Beliau ditanya, "Wahai Rasululah, tidakkah kita memerangi mereka?", Maka beliau bersabda, "Tidak, selagi mereka mendirikan shalat bersama kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang tidak baik maka bencilah tindakannya, dan janganlah kalian melepaskan ketaatan pada mereka." (H.R. Muslim No. 3447)
Hadits tersebut secara tidak langsung juga menjelaskan kriteria pemimpin yang baik dan yang buruk, Dalam hadits tersebut juga dipaparkan bahwa kita tidak boleh memerangi pemimpin yang disebutkan dalam kriteria "sejelek-jeleknya pemimpin", apabila pemimpin tersebut masih shalat bersama dengan yang dipimpinnya.
Hadits ini menjelaskan bahwa kita memang dianjurkan untuk menjadikan seorang muslim pemimpin, karena seorang muslim seyogyanya juga mencintai saudaranya sesama muslim dan sebaliknya. Dan seorang pemimpin muslim juga dapat mendirikan shalat bersama kita tentunya, seperti apa yang disabdakan Rasulullah pada hadits di atas.
Wallahu a'lam bis shawab.
Dalam Q.S. An-Nisa:144 juga dijelaskan akan hal tersebut.
Allah ﷻ berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ ٱلۡكَٰفِرِينَ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ عَلَيۡكُمۡ سُلۡطَٰنٗا مُّبِينًا ١٤٤
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu),” (QS An-Nisa: 144)
"... Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?" :')
Jleb banget ga sih, ya :')
Dan untuk selengkapnya lagi, teman-teman bisa cek (Q.S. Al-Ma'idah 51-59) :)
Disini dijelaskan dengan sejelas-jelasnya bagaimana seyogyanya kita sebagai seorang muslim diperintahkan-Nya untuk mengambil/menjadikan seorang muslim sebagai pemimpin.
Disini, saya akan mencoba menampilkan ayat 55, 56, dan 57, dan 59.
55. إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).
Di ayat ini dijelaskan bahwa penolong bagi umat Islam hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk kepada Allah. Siapa lagi yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan tunduk kepada Allah selain seorang muslim? :)
56. وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.
Di ayat ini juga dijelaskan bahwa siapa yang menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.
57. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.
Nah, ayat ini yang paling harus di highlight menurut saya. Jangan sampai kita memilih seseroang yang justru menjadikan agama kita sebagai bahan ejekan dan permainan. Apalagi sampai mengatakan bahwa kitab yang selama ini kita imani merupakan sesuatu yang membohongi kita. Astaghfirullah :''
59. قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ هَلْ تَنْقِمُونَ مِنَّا إِلا أَنْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلُ وَأَنَّ أَكْثَرَكُمْ فَاسِقُونَ
Katakanlah: "Hai Ahli kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?"
Dan ini mungkin yang juga jleb banget dan masih berkaitan dengan tulisan tentang toleransi, Apakah kami salah jika kami ingin menaati apa yang diperintahkan pada kami padahal itu merupakan hak yang jelas-jelas diberikan oleh negara? :)
Lalu, mengapa ada intervensi terhadap ayat-ayat yang kami yakini akan membela kami di hari akhir nanti? :)
Maaf, kalau terlalu panjang ya. Tapi saya ingin ini semua clear mengingatkan kita akan kewajiban kita sebagai umat muslim. Dan ini kutipan ayat yang terakhir:
Q.S Al-Ma'idah [5]:92
Q.S Al-Ma'idah [5]:92
92. Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
Dan dalam Q.S Al-Ahzab [33]:36 juga telah diingatkan bahwa, Allah berfirman:
Semoga, kita termasuk orang-orang yang diberi hidayah oleh-Nya dan diberikan-Nya kemudahan dalam memahami setiap kalam-Nya.Semoga post ini bisa bermanfaat dan jadi pengingat bagi kita semua untuk kembali berpegang teguh kepada Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. Aamiin :)
3 komentar