Kenapa sih milih kuliah di STIS?
19.24
Yak, sebenernya udah mau nulis ini dari kapan tau. Tapi, baru terealisasi 😂
Latar belakang nulis ini, karena biasanya di bulan Februari atau Maret, saya pulang kampung dan disitu saya biasanya berbagi informasi dan motivasi ke adik2 di kota saya.
Tapi apa daya, di tahun ketiga saya kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik ini, padatnya jadwal kuliah serta Praktik Kerja Lapangan (agenda akbar mahasiswa tingkat 3), membuat saya belum bisa pulang sampai hari ini 😂
Oke langsung aja yaa..
Kalau kamu baru pertama dengar Sekolah Tinggi Ilmu Statistik di akhir-akhir bangku sekolahmu atau bahkan baru denger sekarang pas baca tulisan ini, itu hal yang wajar 😂
Soalnya lulusannya juga ga banyak, dibanding lulusan PTK yang mahasiswanya ribuan per angkatan atau lulusan universitas. 3 tahun sebelum saya, mahasiswa STIS per angkatannya hanya sekitar dua ratus orang. Itu pun disebar ke daerah-daerah di seluruh Indonesia ketika lulus. Jadi, wajar kalau belum banyak orang tau tentang PTK dimana saya mengenyam pendidikan saat ini.
Belum banyak orang tau, bukan berarti belum eksis 🙆
Nyatanya, STIS ternyata banyak dikenal oleh orang-orang yang memang sudah akrab dengan data dsb. Dan tak jarang, yang tau justru malah orang2 yang senantiasa membangun negeri ini hehe
Oke cukup panjang pembukaannya. Ini nih, alasan kenapa aku milih STIS sebagai pilihan studi lanjut setelah SMA :)
1. Setelah lulus, langsung kerja
Sejujurnya, saya tidak takut dengan persaingan di luar sana, yang saya tau, ketatnya seperti apa. Tapi, saya tahu, sebuah sekolah kedinasan menjamin mutu "anak-anak didik" nya untuk ditempa dan ditempatkan di tempat yang tepat. Kepastian yang saya cari. Meskipun saya tau, tidak ada kepastian yang pasti. Tapi setidaknya, langkah yg saya ambil telah mengantarkan saya ke tempat yang sudah pasti arahnya 😏
2. Belajar Statistika
Jujur, saya sendiri belum ada bayangan utuh seperti apa Statistika itu. Yang saya tau, statistika itu hanya bicara soal rata-rata, mean, median dan modus. Soal-soal matematika SMA tentang statistika pun bisa dibilang itu2 saja. Tentang nilai2 siswa di dalam kelas dsb. Tapi yg membuat saya tertarik adalah, di Statistika, saya belajar bahwa setiap angka-angka yang saya hitung sejak SD itu trnyata bisa "berbicara". Maksudnya, bisa punya makna atau kalo bahasa gaulnya punya interpretasi 😂
Dan, yang membuat saya tertarik juga, ada kepeminatan yang saya sukai di STIS ini. 2 diantaranya adalah Statistika Ekonomi dan Sosial Kependudukan. Saya bisa belajar ilmu statistika yang hitung-hitungan dsb juga belajar ilmu sosial sekaligus 🙆
Dulu, saya belum tau gunanya statistika itu untuk apa. Tapi, setelah "nyebur" ke dalamnya, saya jadi tau. Ternyata aplikasinya bukan cuma utk mencari rata-rata nilai siswa di kelas, tapi lebih dari itu. Ia juga bs jd alat untuk membangun negeri ini melalui kebijakan2 yang diambil petinggi negeri berdasarkan data yang telah disaji.
3. Tidak berasrama
Entahlah, saya lebih suka menyebutnya seperti ini.
Dahulu, STIS adalah sekolah berasrama. Namun, karena meningkatnya jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun, asrama nya dibongkar dan dijadikan ruang kelas. Keadaan yang tdk asrama ini, tentunya justru memudahkan bagi saya. Sebab, tidak perlu ada izin khusus setiap ingin pergi keluar, dan saya tidak perlu pakai seragam kemana2 ketika hendak berpergian 😊
Jadi, walaupun mahasiswa "plat merah", kami tetap merasakan sensasi mahasiawa"plat hitam" 😂
Meski begitu, tapi tetap, ketika hendak memasuki areal kampus, kami tetap diwajibkan memakai atribut STIS. Rambut pun skrg juga diatur hehe. Tapi, sejauh itu membuat rapi penampilan, seharusnya bukan jadi masalah, tentunya. Dan, tentunya kuliah di STIS juga bisa pakai kerudung. Alhamdulillah.
4. Kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi terbuka lebar
Beberapa dosen saya adalah mahasiswa STIS, dulunya. Banyak diantara mereka yg bercerita mengenai pengalaman studi lanjutnya. Tidak sedikit pula, yg melanjutkan keluar negeri. Ada banyak juga yang melanjutkan dengan status dibeasiswai sebagai tugas belajar. Yaitu, kuliah, namun tetap dihitung bekerja. Stigma, bahwa sekolah kedinasan akan membuat kita berada di titik yang "itu-itu saja" pun terhapus.
5. Lingkungan yang menyenangkan
Kenapa saya bisa bilang seperti ini? Padahal STIS ada di Jakarta, yg kerap dipandang sebelah mata, setidaknya oleh yang berasal dr daerah seperti saya misalnya 😂
Di STIS mayoritas adalah anak2 daerah. Jadi, teman2 yg kuliah disini juga sama2 belum pernah tinggal di Jakarta, dan belum tau apa2 😂
Jadi, sama2 belajar untuk menakis pergaulan2 di Jakarta yang kata orang mengerikan. Jakarta punya sisi positif dan negatif, sama seperti daerah lainnya. Nah, sisi negatifnya mungkin banjir, macet dll. Tapi, positifnya? Banyak!
Disini banyak kegiatan bermanfaat, seperti kajian, seminar2, forum2 kepemudaan dan festival2 yang jarang bisa ditemui di daerah 🙆🙌
Kita dituntut untuk memilih jalan yang kita pilih untuk menjadikan siapa diri kita. Dan memilih STIS, adalah suatu langkah yang membawaku ke lingkungan yang mempertemukanki dengan orang2 yg memotivasiku untuk jadi lebih baik :)
Katanya Jakarta mahal ya biaya hidupnya? Relatif sih. STIS sendiri, ada di Jakarta Timur. Yang belakang aku tau sbg daerah yg kurang elit di Jakarta 😂
Tapi gapapa, hal itu malah membuat harga2 disini jadi lebih murah ketimbang daerah Jakarta lainnya 😝
Soalnya, mayoritas yg tinggal di sekitar kampus adalah golongan menengah kebawah. Jadi, cukup memahasiswa kok 😊
6. Kuliah gratis dan tunjangan per bulan
Saya sendiri anak kedua dari tiga bersaudara dan kesemuanya jaraknya ngga jauh2 amat. Betapa saya tak ingin menambah beban kedua orang tua saya. Sebenarnya beasiswa juga udh banyak skrg. Tapi, ketika saya berkesempatan meringankan kedua orang tua saya lebih dulu, kenapa tidak?
Ngga banyak orang tau tentang STIS yang bisa ngasih kuliah gratis + tunjangan sebesar 1 juta per bulannya. Hal ini selalu saya sebut dalam tiap sosialisasi tentang STIS. Bukan untuk membuat adik2 melihat sct materi. Namun, betapa saya ingin informasi ini menyebar luas, karena sekarang melanjutkan studi lanjut ke jenjang yg lebih tinggi bukan lagi mimpi 😙
Info lebih lanjut silahkan kunjungi web resmi STIS
Video teaser tentang PMB STIS 2016 oleh Media Kampus klik disini
Latar belakang nulis ini, karena biasanya di bulan Februari atau Maret, saya pulang kampung dan disitu saya biasanya berbagi informasi dan motivasi ke adik2 di kota saya.
Tapi apa daya, di tahun ketiga saya kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik ini, padatnya jadwal kuliah serta Praktik Kerja Lapangan (agenda akbar mahasiswa tingkat 3), membuat saya belum bisa pulang sampai hari ini 😂
Oke langsung aja yaa..
Kalau kamu baru pertama dengar Sekolah Tinggi Ilmu Statistik di akhir-akhir bangku sekolahmu atau bahkan baru denger sekarang pas baca tulisan ini, itu hal yang wajar 😂
Soalnya lulusannya juga ga banyak, dibanding lulusan PTK yang mahasiswanya ribuan per angkatan atau lulusan universitas. 3 tahun sebelum saya, mahasiswa STIS per angkatannya hanya sekitar dua ratus orang. Itu pun disebar ke daerah-daerah di seluruh Indonesia ketika lulus. Jadi, wajar kalau belum banyak orang tau tentang PTK dimana saya mengenyam pendidikan saat ini.
Belum banyak orang tau, bukan berarti belum eksis 🙆
Nyatanya, STIS ternyata banyak dikenal oleh orang-orang yang memang sudah akrab dengan data dsb. Dan tak jarang, yang tau justru malah orang2 yang senantiasa membangun negeri ini hehe
Oke cukup panjang pembukaannya. Ini nih, alasan kenapa aku milih STIS sebagai pilihan studi lanjut setelah SMA :)
1. Setelah lulus, langsung kerja
Sejujurnya, saya tidak takut dengan persaingan di luar sana, yang saya tau, ketatnya seperti apa. Tapi, saya tahu, sebuah sekolah kedinasan menjamin mutu "anak-anak didik" nya untuk ditempa dan ditempatkan di tempat yang tepat. Kepastian yang saya cari. Meskipun saya tau, tidak ada kepastian yang pasti. Tapi setidaknya, langkah yg saya ambil telah mengantarkan saya ke tempat yang sudah pasti arahnya 😏
2. Belajar Statistika
Jujur, saya sendiri belum ada bayangan utuh seperti apa Statistika itu. Yang saya tau, statistika itu hanya bicara soal rata-rata, mean, median dan modus. Soal-soal matematika SMA tentang statistika pun bisa dibilang itu2 saja. Tentang nilai2 siswa di dalam kelas dsb. Tapi yg membuat saya tertarik adalah, di Statistika, saya belajar bahwa setiap angka-angka yang saya hitung sejak SD itu trnyata bisa "berbicara". Maksudnya, bisa punya makna atau kalo bahasa gaulnya punya interpretasi 😂
Dan, yang membuat saya tertarik juga, ada kepeminatan yang saya sukai di STIS ini. 2 diantaranya adalah Statistika Ekonomi dan Sosial Kependudukan. Saya bisa belajar ilmu statistika yang hitung-hitungan dsb juga belajar ilmu sosial sekaligus 🙆
Dulu, saya belum tau gunanya statistika itu untuk apa. Tapi, setelah "nyebur" ke dalamnya, saya jadi tau. Ternyata aplikasinya bukan cuma utk mencari rata-rata nilai siswa di kelas, tapi lebih dari itu. Ia juga bs jd alat untuk membangun negeri ini melalui kebijakan2 yang diambil petinggi negeri berdasarkan data yang telah disaji.
3. Tidak berasrama
Entahlah, saya lebih suka menyebutnya seperti ini.
Dahulu, STIS adalah sekolah berasrama. Namun, karena meningkatnya jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun, asrama nya dibongkar dan dijadikan ruang kelas. Keadaan yang tdk asrama ini, tentunya justru memudahkan bagi saya. Sebab, tidak perlu ada izin khusus setiap ingin pergi keluar, dan saya tidak perlu pakai seragam kemana2 ketika hendak berpergian 😊
Jadi, walaupun mahasiswa "plat merah", kami tetap merasakan sensasi mahasiawa"plat hitam" 😂
Meski begitu, tapi tetap, ketika hendak memasuki areal kampus, kami tetap diwajibkan memakai atribut STIS. Rambut pun skrg juga diatur hehe. Tapi, sejauh itu membuat rapi penampilan, seharusnya bukan jadi masalah, tentunya. Dan, tentunya kuliah di STIS juga bisa pakai kerudung. Alhamdulillah.
4. Kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi terbuka lebar
Beberapa dosen saya adalah mahasiswa STIS, dulunya. Banyak diantara mereka yg bercerita mengenai pengalaman studi lanjutnya. Tidak sedikit pula, yg melanjutkan keluar negeri. Ada banyak juga yang melanjutkan dengan status dibeasiswai sebagai tugas belajar. Yaitu, kuliah, namun tetap dihitung bekerja. Stigma, bahwa sekolah kedinasan akan membuat kita berada di titik yang "itu-itu saja" pun terhapus.
5. Lingkungan yang menyenangkan
Kenapa saya bisa bilang seperti ini? Padahal STIS ada di Jakarta, yg kerap dipandang sebelah mata, setidaknya oleh yang berasal dr daerah seperti saya misalnya 😂
Di STIS mayoritas adalah anak2 daerah. Jadi, teman2 yg kuliah disini juga sama2 belum pernah tinggal di Jakarta, dan belum tau apa2 😂
Jadi, sama2 belajar untuk menakis pergaulan2 di Jakarta yang kata orang mengerikan. Jakarta punya sisi positif dan negatif, sama seperti daerah lainnya. Nah, sisi negatifnya mungkin banjir, macet dll. Tapi, positifnya? Banyak!
Disini banyak kegiatan bermanfaat, seperti kajian, seminar2, forum2 kepemudaan dan festival2 yang jarang bisa ditemui di daerah 🙆🙌
Kita dituntut untuk memilih jalan yang kita pilih untuk menjadikan siapa diri kita. Dan memilih STIS, adalah suatu langkah yang membawaku ke lingkungan yang mempertemukanki dengan orang2 yg memotivasiku untuk jadi lebih baik :)
Katanya Jakarta mahal ya biaya hidupnya? Relatif sih. STIS sendiri, ada di Jakarta Timur. Yang belakang aku tau sbg daerah yg kurang elit di Jakarta 😂
Tapi gapapa, hal itu malah membuat harga2 disini jadi lebih murah ketimbang daerah Jakarta lainnya 😝
Soalnya, mayoritas yg tinggal di sekitar kampus adalah golongan menengah kebawah. Jadi, cukup memahasiswa kok 😊
6. Kuliah gratis dan tunjangan per bulan
Saya sendiri anak kedua dari tiga bersaudara dan kesemuanya jaraknya ngga jauh2 amat. Betapa saya tak ingin menambah beban kedua orang tua saya. Sebenarnya beasiswa juga udh banyak skrg. Tapi, ketika saya berkesempatan meringankan kedua orang tua saya lebih dulu, kenapa tidak?
Ngga banyak orang tau tentang STIS yang bisa ngasih kuliah gratis + tunjangan sebesar 1 juta per bulannya. Hal ini selalu saya sebut dalam tiap sosialisasi tentang STIS. Bukan untuk membuat adik2 melihat sct materi. Namun, betapa saya ingin informasi ini menyebar luas, karena sekarang melanjutkan studi lanjut ke jenjang yg lebih tinggi bukan lagi mimpi 😙
Info lebih lanjut silahkan kunjungi web resmi STIS
Video teaser tentang PMB STIS 2016 oleh Media Kampus klik disini
0 komentar