Merantau (2)
03.17
Sore ini aku kembali memantapkan niat untuk berpulang kepada Ibukota. Langit masih menunjukkan warna biru meski waktu kini telah menunjukkan pukul 17.34 WIB. Entah sampai kapan aku menikmati zona waktu ini, siap tidak siap aku harus bersiap memasuki zona waktu yang lain. Aku bahkan belum sempat mencari apakah daerah penempatanku nanti berzona waktu Indonesia bagian tengah atau timur. Tetapi aku sudah mewanti-wanti orangtua akan perbedaan zona waktu ini kelak ketika kami hendak berkomunikasi.
Selama tujuh tahun perjalanan rantauku, kali inilah wilayah terjauh jangkauanku. Semua wilayah yang pernah aku jelajahi hampir selalu menempatkanku di tempat dimana aku bisa mendapatkan barang dengan harga yang murah. Kesemua itu aku cirikan dengan harga makanan tentunya. Haha
Ya, Metro, Magelang, Jakarta (Timur) memberikan sensasi perbandingan harga yang cukup membahagiakan kala aku bandingkan dengan daerah lain disekitarnya. Bahkan untuk Jakarta (Timur) sekalipun. Meskipun kesemuanya tentu memberikan kisaran harga yang berbeda-beda saat ini. Namun, kebahagiaan memiliki daerah yang cukup ramah kantong ini membuat selalu bersyukur karena ada rupiah yang tersisakan untuk keperluan lainnya. 😏
Bagaimana dengan destinasi rantauan selanjutnya?
Aku belum tahu pasti. Sedikit rangkuman wilayah tujuanku sudah memberikan sedikit gambaran. Tentu akan lebih menjelaskan kalau langsung merasakannya. Tetapi aku punya keyakinan, tempat yang baru kelak (Inshaallah) adalah yang terbaik bagiku.
Sejak pengumuman daerah penempatan beberapa hari lalu, perasaan ini rasanya campur aduk. Seneng, deg-degan, kepo, resah dan lain-lain. Gak jarang jadi suka baper kalo bahas penempatan haha. Bukan baper yang gimana sih. Sebenernya keyakinan buat merantau lebih jauh lagi sudah benar-benar aku patri mulai sejak pengumuman alokasi alumni STIS beberapa waktu lalu. Jelas karena tertera bahwa Lampung hanya menyediakan 1 slot untuk alumni lulusan paling ragil ini. Dari slot yang tersedia itu, tidak ada tempat tersedia untuk mereka yang berasal dari jurusan Statistika Ekonomi. Termasuk untukku, berarti. Jikalau adapun, kecil kemungkinan untuk mendapatkannya karena aku dihitung sebagai putra daerah Yogyakarta. Hal ini dikarenakan tempat pilihanku mendaftar yang saat itu hanya jatuh pada daerah itu. Padahal sebenarnya aku bisa pulang ke Lampung, hanya saja harga tiket yang cukup mahal membuatku urung. Ternyata itu cukup berpengaruh ke penentuan daerah penempatan haha.
Kenapa baper? Ya karena hendak meninggalkan kampung halaman tercinta dengan jarak yang lebih jauh tentunya :")
Tetapi aku telah menyiapkan amunisi untuk menjadi tegar karena inilah pilihan yang harus aku jalani. Nah, ketika hati sudah mantap, terkadang yang bikin baper itu adalah reaksi orang yang mendengar daerah penempatanku nanti. Hhhh. Sudah kuduga :")
Bahkan mungkin mereka tidak tau dimana daerah itu di peta. Begitupun aku ketika belum tau daerah mana saja yang terbuka bagi kami, anak-anak kemarin sore. Mungkin ini salah satu ujian dari-Nya untuk benar-benar menantapkan hati :")
"Wah jauh ya?"
"Itu dimana?"
"Yaampun, yang sabar ya nak.", kata seorang Ibu-ibu jamaah umroh Papah sambil elus-elus tanganku pas salaman.
Bahkan mbah kakung bilang, "Itu dimana? Masih di Indonesia kan?" 😂
"Untung gue gak ditempatin sejauh Uti."
Hmmm
"Gue juga maunya di Metro aja sekarang, gak usah jauh-jauh."
Beberapa komentar keluar masuk telinga ini. Oke, I'll be fine. Inshaallah. Doakan saja aku betah bekerja dan tinggal disana. Dan tentunya selalu bahagia 🤗😏
Mungkin Allah punya rencana yang indah setelah ini. Hanya saja kita belum tahu. Mungkin kita (anak-anak kemarin sore yang kumaksudkan) bisa lebih bermanfaat di tempat yang baru. Mungkin banyak pelajaran yang lebih banyak bisa kita petik disana.
Oiya, aku bahkan belum sempat bercerita kemana kakiku hendak melangkah setelah menginjak Ibukota. Hasil penempatan lalu menuliskan bahwa rantauan aku selanjutnya jatuh pada Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Ini merupakan pilihan keduaku. Pilihan pertamaku sebelumnya jatuh pada Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Namun, pilihan yang sama ternyata juga dipilih oleh seseorang yang rankingnya di atasku. Haha. Belum rezeki. Kabar baiknya, aku ditempatkan di Majene bersama dua orang teman perempuan yang perantau juga. Alhamdulillah ada yang senasib sepenanggungan. Sama-sama perantau di negeri orang dan bisa saling sharing nantinya karena lebih mudah curhat dengan sesama perempuan, kan? Hwhw
Saat ini aku hanya mengharapkan yang terbaik. Apapun itu. Dan tentunya memasrahkan pada kuasa-Nya. Memasrahkan penjagaan orang-orang tersayang yang belum bisa aku dekap dari dekat dalam beberapa waktu ke depan. Mudah-mudahan, mereka selalu berada dalam dekapan-Nya
Menutup kisah tak mengharukan ini turut kulampirkan foto instagram beberapa tahun lalu. Gambar ini selalu mengingatkanku untuk mencari sisi positif dari setiap tanah rantauan yang akan kudatangi kelak. ❤
Selama tujuh tahun perjalanan rantauku, kali inilah wilayah terjauh jangkauanku. Semua wilayah yang pernah aku jelajahi hampir selalu menempatkanku di tempat dimana aku bisa mendapatkan barang dengan harga yang murah. Kesemua itu aku cirikan dengan harga makanan tentunya. Haha
Ya, Metro, Magelang, Jakarta (Timur) memberikan sensasi perbandingan harga yang cukup membahagiakan kala aku bandingkan dengan daerah lain disekitarnya. Bahkan untuk Jakarta (Timur) sekalipun. Meskipun kesemuanya tentu memberikan kisaran harga yang berbeda-beda saat ini. Namun, kebahagiaan memiliki daerah yang cukup ramah kantong ini membuat selalu bersyukur karena ada rupiah yang tersisakan untuk keperluan lainnya. 😏
Bagaimana dengan destinasi rantauan selanjutnya?
Aku belum tahu pasti. Sedikit rangkuman wilayah tujuanku sudah memberikan sedikit gambaran. Tentu akan lebih menjelaskan kalau langsung merasakannya. Tetapi aku punya keyakinan, tempat yang baru kelak (Inshaallah) adalah yang terbaik bagiku.
Sejak pengumuman daerah penempatan beberapa hari lalu, perasaan ini rasanya campur aduk. Seneng, deg-degan, kepo, resah dan lain-lain. Gak jarang jadi suka baper kalo bahas penempatan haha. Bukan baper yang gimana sih. Sebenernya keyakinan buat merantau lebih jauh lagi sudah benar-benar aku patri mulai sejak pengumuman alokasi alumni STIS beberapa waktu lalu. Jelas karena tertera bahwa Lampung hanya menyediakan 1 slot untuk alumni lulusan paling ragil ini. Dari slot yang tersedia itu, tidak ada tempat tersedia untuk mereka yang berasal dari jurusan Statistika Ekonomi. Termasuk untukku, berarti. Jikalau adapun, kecil kemungkinan untuk mendapatkannya karena aku dihitung sebagai putra daerah Yogyakarta. Hal ini dikarenakan tempat pilihanku mendaftar yang saat itu hanya jatuh pada daerah itu. Padahal sebenarnya aku bisa pulang ke Lampung, hanya saja harga tiket yang cukup mahal membuatku urung. Ternyata itu cukup berpengaruh ke penentuan daerah penempatan haha.
Kenapa baper? Ya karena hendak meninggalkan kampung halaman tercinta dengan jarak yang lebih jauh tentunya :")
Tetapi aku telah menyiapkan amunisi untuk menjadi tegar karena inilah pilihan yang harus aku jalani. Nah, ketika hati sudah mantap, terkadang yang bikin baper itu adalah reaksi orang yang mendengar daerah penempatanku nanti. Hhhh. Sudah kuduga :")
Bahkan mungkin mereka tidak tau dimana daerah itu di peta. Begitupun aku ketika belum tau daerah mana saja yang terbuka bagi kami, anak-anak kemarin sore. Mungkin ini salah satu ujian dari-Nya untuk benar-benar menantapkan hati :")
"Wah jauh ya?"
"Itu dimana?"
"Yaampun, yang sabar ya nak.", kata seorang Ibu-ibu jamaah umroh Papah sambil elus-elus tanganku pas salaman.
Bahkan mbah kakung bilang, "Itu dimana? Masih di Indonesia kan?" 😂
"Untung gue gak ditempatin sejauh Uti."
Hmmm
"Gue juga maunya di Metro aja sekarang, gak usah jauh-jauh."
Beberapa komentar keluar masuk telinga ini. Oke, I'll be fine. Inshaallah. Doakan saja aku betah bekerja dan tinggal disana. Dan tentunya selalu bahagia 🤗😏
Mungkin Allah punya rencana yang indah setelah ini. Hanya saja kita belum tahu. Mungkin kita (anak-anak kemarin sore yang kumaksudkan) bisa lebih bermanfaat di tempat yang baru. Mungkin banyak pelajaran yang lebih banyak bisa kita petik disana.
Oiya, aku bahkan belum sempat bercerita kemana kakiku hendak melangkah setelah menginjak Ibukota. Hasil penempatan lalu menuliskan bahwa rantauan aku selanjutnya jatuh pada Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Ini merupakan pilihan keduaku. Pilihan pertamaku sebelumnya jatuh pada Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Namun, pilihan yang sama ternyata juga dipilih oleh seseorang yang rankingnya di atasku. Haha. Belum rezeki. Kabar baiknya, aku ditempatkan di Majene bersama dua orang teman perempuan yang perantau juga. Alhamdulillah ada yang senasib sepenanggungan. Sama-sama perantau di negeri orang dan bisa saling sharing nantinya karena lebih mudah curhat dengan sesama perempuan, kan? Hwhw
Saat ini aku hanya mengharapkan yang terbaik. Apapun itu. Dan tentunya memasrahkan pada kuasa-Nya. Memasrahkan penjagaan orang-orang tersayang yang belum bisa aku dekap dari dekat dalam beberapa waktu ke depan. Mudah-mudahan, mereka selalu berada dalam dekapan-Nya
Menutup kisah tak mengharukan ini turut kulampirkan foto instagram beberapa tahun lalu. Gambar ini selalu mengingatkanku untuk mencari sisi positif dari setiap tanah rantauan yang akan kudatangi kelak. ❤
0 komentar