Bisakah kita jadikan hari Ibu setiap hari?

00.39

Seharusnya bisa. Dan memang selayaknya bisa. Ribuan tahun yang lalu, seorang yatim piatu sekaligus manusia terbaik di muka bumi ini ditanya. Siapakah manusia yang patut diberi perlakuan terbaik di dunia ini?

Jawaban beliau: Ibumu.

Kemudian ia ditanya lagi keesokan harinya. Siapakah manusia yang patut diberi perlakuan terbaik di dunia ini?

Jawabannya masih sama. Persis. "Ibumu", jawabnya. Tak puas dengan jawaban yang sama, ia kembali mendatangi manusia bergelar Al-Quran berjalan itu dan kembali bertanya. Untuk ketiga kalinya, jawaban yang sama pun diberikan olehnya.

Belum jera rupanya ia bertanya. Dari empat pertanyaannya, barulah ia mendapatkan jawaban berbeda dari Muhammad SAW. Demgan pertanyaannya yang sama, beliau berikan jawaban berbeda. "Ayahmu", ujarnya.

..........

Sudahkah kita mempraktikkan apa yang telah ditanyakan seseorang tersebut pada Ibu kita? Wanita yang telah melahirkan kita, menyusui kita, hingga mendidik kita sebesar ini?

Sejak kakak saya mengandung, saya jadi lebih tau betapa besarnya perjuangan ibu untuk mengandung. Tidur saja bingung mau menghadap kemana. Belum lagi menanggung berat bayi kecil yang tengah ia kandung, dan hal-hal lain yang tentu mewarnai proses kehamilan seorang ibu.

Proses itu dilalui kurang lebih 9 bulan lamanya. Ibu saya termasuk yang antimainstream. Selama 7 bulan saya di kandungannya, rupanya saya tak sabar ingin cepat-cepat mengintip dunia. Saya lahir lebih dulu dari bayi-bayi pada umumnya. Melahirkan secara prematur pada tahun 1995 lalu tentu berbeda dengan jaman now. Dahulu, sulit sekali menemukan dokter di hari libur. Dokter kandungan hanya ada di Bandarlampung. Butuh waktu kurang lebih 1,5jam untuk mencapai RSUD disana. Selama itulah mama menahan sakit karena pendaharaan sudah terjadi :")



Kini, aku bahagia karena tengah berada di sampingnya. Meskipun hanya beberapa hari, setidaknya aku bisa pulang menemuinya hingga aku tak tau lagi kapan aku akan mengunjunginya lagi dalam waktu dekat.

Proses menjadi ibu tentu tidak berhenti sampai proses kelahiran saja. Setelah bertaruh nyawa, ia juga berkewajiban untuk menyusui. Idealnya dua tahun atau dua puluh empat bulan. Berdasarkan data BPS, tahun 2014, rata-rata lama ibu menyusui anak-anak usia 2-4 tahun sekitar 20 bulan. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 1995 yang masih menunjukkan angka 21,71 bulan atau sekitar 22 bulan lamanya. Semoga para ibu selalu dimudahkan untuk memberikan ASI pada anak-anaknya. Karena itulah nutrisi pertamanya setelah mengecap kehidupan di dunia ini. Kabar baiknya, kini ibu-ibu yang bekerja tetap dapat memberikan ASI pada anak-anaknya dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Beragam jenis pompa ASI telah tersedia, tinggal meluangkan waktu untuk menyediakannya.

Pada momentum hari Ibu yang dirayakan di Indonesia per 22 Desember ini, semoga jadi pengingat bagi kita untuk menganggap bahwa sejatinya hari Ibu adalah setiap hari. Sepanjang masa. Bahkan ketika ia telah tiada. Memanjangkan doa untuknya dan mendoakan yang terbaik baginya. Karena melalui perantaranya lah, kita dapat mengecap dunia. Melaluinya lah kita mengenal cinta tanpa pamrih dan melaluinya kita tahu makna berjuang untuk suatu kehidupan. Layakkah kita memberinya balasan setiap hari? Tentu saja layak. Tentu tidak harus bertatap muka. Berlaku baik padanya dan bertutur santun tentu yang ia inginkan dari mereka yang telah ia perjuangkan sejak sebelum kelahirannya. Jadi, selamat merayakan hari ibu setiap hari, kawan! Karena tentu ia tak ingin perlakuan khusus hanya sehari atas perlakuan khususnya setiap hari merawat dan mendidik kita sejak bayi. 🌹

#selfreminder

You Might Also Like

0 komentar

Entri Populer

Instagram Images

Entri Populer

Subscribe